cerpenpengalaman pribadi " Kalah Menang Hal Biasa " Nama aku Bocil aku sangat gemar bermain sepak bola. Pemain sepak bola yang aku kagumi dan aku idolakan adalah "CR" atau orang lebih mengenalnya Cristian Ronaldo. Aku menggemari sepak bola dari kelas 3 SD. aku mempunya cerita tentang pertandingan sepak bola ku pertama kali SOLO- Legiun asing yang ditunggu-tunggu publik bola Kota Bengawan akhirnya datang juga. Manajemen Persis Solo resmi mendapatkan servis dua pemain asing barunya, yakni gelandang Ryo Matsumura dan bomber Fernando Rodriguez. Dikenalkan via agenda Welcome-Welcome di akun Instagram resmi klub @persisofficial, tadi malam pukul 19.23. Akupun segera masuk ke rumah dan mengambil bola, ketika melihat jam ternyata menunjukkan pukul 22.00. Aku pun segera keluar karena mereka semua sudah tidak sabar untuk bermain bola. Kami langsung menuju jalan raya, terlihat jalanan pada malam sepi. Kami langsung membuat gawang dengan benda seadanya. Tibatiba salah seorang dari kumpulan remaja itu berpaling dan menyepak bola itu ke arah Pakcik Man. Dia menyepak dengan begitu tinggi sekali. Bola itu jatuh ke lantai tak berapa jauh dari tempat Pakcik Man berdiri. Pakcik Man hairan apabila bola itu jatuh, ia tidak melantun semula. Dan bunyi bola itu jatuh agak pelik seperti ada bunyi air Darisepak bola aku mendapat dua pengalaman, yaitu sebagai penikmat sepak bola dan berkesempatan untuk memainkan bola. Saat menjadi penikmat aku sering menonton pertandingan baik live di Stadion maupun televisi, selain di Stadion aku juga sering menonton di lapangan-lapangan kampung. Tubuhsedang lincahnya untuk bermain dan berlari. Disekolah bermain galasin, dampu, benteng, batu tujuh, gundu (kelereng) juga sepak bola plastik. Menjelang bulan puasa, biasanya permainan fisik berkurang mengingat aku muslim yang sedang belajar berpuasa. . - Usia bukanlah halangan untuk mengasah hobi dan meraih prestasi di bidang apa saja, salah satunya di bidang olahraga, seperti halnya Muhammad Rasya Thalhah Nabil Lubis 13 atau yang akrab disapa Rasya. Murid kelas 1 SMP Sekolah Cikal ini telah sukses meraih puluhan prestasi dalam dan luar negeri yang diperolehnya di olahraga sepak bola sejak berbagi cerita bagaimana awal mula ia menyukai dunia sepak bola, yakni saat ia terpilih menjadi salah satu Player Escort dalam laga persahabatan FC Internazionale Indonesia Tour tahun 2012 di Gelora Bung Karno, Jakarta. Baca juga Murid Kelas 10 Kreasikan Tenun Jadi Fesyen Milenial, Beromzet Ratusan Juta “Waktu itu aku menjadi Player Escort untuk FC Inter Milan. Itu jadi awal momen aku semakin suka dengan sepak bola, aku jadi turut merasakan bagaimana serunya bermain bola, merasakan lingkungan menjadi pemain sepak bola, seperti bisa main di stadion besar, banyak yang menyaksikan. Dari sanalah, aku semakin ingin bermain bola,” tutur Rasya dalam keterangan tertulis yang diterima Kamis 27/5/2021. Setelah terinspirasi dari momen menjadi Player Escort FC Inter Milan, Rasya pun terus mengembangkan kompetensinya di bidang sepak bola hingga mewakili Indonesia pada kegiatan Liga Madrid, Tour The Spain 2019 dengan meraih juara 3 sebagai kapten bergabung dalam akademi sepak bola dan tetap bersekolah, Rasya terus mengukir prestasi sepak bola di berbagai kompetisi dalam dan luar negeri. Beberapa prestasi terbaiknya di antaranya adalah Splash youth soccer 2018, Tournament IJSL 2018, Junior Leagues Football, ACS, 4rd place, Tournament Sepakbola GMSV CUP IX, 3rd place, JSSL Singapore 2017, Java Soccer Academy, AIA scouting talent to Phuket Thailand 2019, dan capaian Liga madrid, Tropia Cup, 3rd place, Tour The Spain 2019 sebagai kapten tim, dan puluhan prestasi lainnya. Baca juga Uang Kripto Kian Populer, Ini Penjelasan Pakar Ekonomi Syariah IPB “Aku tergabung di dua sekolah, akademi sepak bola ASIOP dan juga Sekolah Cikal, latihanku 3 kali seminggu. Aku senang sekali Sekolah Cikal memberikanku izin dan dukungan untuk tetap latihan sepak bola, dan tentunya aku bahagia sekali bisa memperoleh banyak piala, medali, dan berprestasi di luar negeri serta membawa nama baik Indonesia di luar. Aku dapat banyak pengalaman,” tutur Rasya. Di momen pandemi ini, Rasya pun tetap berlatih dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, seraya tetap belajar secara daring dengan pendampingan orang tuanya untuk mempersiapkan banyak peluang di depan. “Aku memiliki impian menjadi pesepakbola Indonesia yang bermain di laga Internasional saat usia 15-16 tahun. Untuk meraih impian itu tentunya harus terus berlatih, dan kerja keras raih mimpi. Walau kalah dan susah dalam prosesnya, tapi di sanalah aku bisa belajar. Dari sana, bisa terus berlatih sama-sama. Prinsipku, untuk meraih cita-cita harus hadapi susahnya dahulu baru mudahnya, ” kata Rasya dengan penuh semangat saat wawancara. Kisahan Pendek Karya Thomas Sunlie Alexander Pelan nan enggak objektif, perkenalan awal Aswin. Bek kanan nan tangguh, tapi mudah terpancing emosi. Ia tidak membenarkan, tak juga menyangkal. Anak komidi p versus kembali sering mengeluh seandainya bertanding di lapangan sepak bola kampungnya itu. Kesebelasan nan mendapat giliran menempati sisi lapangan yang landai teradat berjuang lebih keras. Bola bakal bergulir kian gelap dan lawan menyerbu seperti banjir. Setiap kali bola datang, Aswadi kiper timnya, terpontang-panting mengendalikan gawang. Sebaliknya, betapa sulitnya menggiring si kulit bundar ke kusen sebelah. Usianya kala itu baru belasan tahun. Mereka patungan menyablon kaus. Biru pendar seperti seragam Les Bleus, tim kebangsaan Prancis. Ia kebagian nomor punggung tujuh. Gelandang kiri. Sebetulnya ia lebih demen bermain sebagai agresor dan buruk perut yakin dia anak komidi haus gol. Serangan-serangannya drastis, menusuk langsung ke jantung pertahanan lawan. Semata-mata, Bang Amran berkeras anda harus main di sayap. “Tendanganmu invalid akurat, tapi umpan-umpanmu bagus!” kata kakak iparnya yang menjadi pelatih kesebelasan kampungnya itu. Tak ada gunanya berbantah. Toh, anda berbuat tugas-tugasnya dengan baik. Bola berputar deras dari kakinya. Umpan demi umpan dengan gemilang disorongkannya. Ferdiansyah dan Fuad selalu mewah memanfaatkan umpan-umpannya dengan pas baik. Berkali-siapa mereka menjuarai turnamen 17 Agustusan dan bertelur merebut Camat Cup dua tahun berturut-turut. Bahkan sekali menjadi runner-up Trofi Bupati. Tetapi, justru di kejuaraan memperebutkan trofi Kepala Desa mereka koteng, di kandang sendiri, kesebelasannya mesti tertendang di fragmen eliminasi! Ya, tidak kali ia melupakan pertandingan itu kendati telah sangat bertahun-periode. Bersesakan, nyaris tergencet, di antara ribuan calon penonton yang gembar-gembor murka, bayangan waktu lalu itu menjangkit dalam kepalanya, begitu juga tayangan ulang di layar televisi. Digenggamnya dempang-intim tangan Riko, anaknya yang plonco 10 musim, agar enggak ikut terjerat arus massa yang kian kehilangan ketabahan. Enggak suka-suka lagi antrean. Terjadi dorong-menunda, ubah sikut. “Holid turuun! Holid turuuunn…!” suara kemarahan itu berkemandang di langit siang yang musykil. Ia mencoba membawa Riko menepi. Namun itu lagi tak hal mudah. Oh, betapa paras-roman lelah yang tampak beringas di sekelilingnya ketika ini serta-merta mengenangkannya plong turunan-turunan kampungnya seorang, nan tiba-tiba sekadar jadi pemberang tatkala berdiri di pinggir lapangan sebagai suporter sore itu. Sebatas sekarang, kamu selalu berpikir waktu itu lalu awal mereka datang ke pelan. Para pemirsa pula bertandang terlalu prematur. Pertandingan akan dilangsungkan pemukul catur sore, tapi jam dua warga kampungnya yang menjadi suporter telah mencurah ruah di pinggir alun-alun. Begitu bisingnya. Para cowok berseru-seru dan mencura bersanggit. Kaum ibu dan anak asuh-anak lain kalah gaduhnya. Tak terlazim tiket, tapi bandar judi berkeliaran, kupon-kupon ceria diam-sengap diedarkan berusul tangan ke tangan. Tukang bakso, penjual kacang rendang, tukang es, delman nasi goreng, dan penjaja mainan momongan-anak turut meramaikan suasana di luar lapangan. “Kami sudah kehabisan dana!” teriak Pak Burdin, bos panitia penyelenggara, seperti kebakaran godek ketika warga memprotes minimnya akomodasi di tanah lapang. Mikrofon soak dengan suara cempleng, kayu kredit nan secukupnya, dan alun-alun jelas tak dibenahi dengan semestinya. Penduduk semata-mata bisa bersungut-sungut. Betapa suasana menjelang pertandingan yang panas itu seolah masih dapat dia rasakan. Telinga mereka sampai terasa pekak oleh suara teriakan. Maklum, kendati merupakan laga pertama kesebelasannya dalam turnamen, pasangan yang akan dihadapi tahun itu adalah kampung tetangga yang menjadi musuh turun-temurun selama bertahun-masa. Andeng-andeng, enggak ada alasan menyalahkan pelan jelek atas kekalahan. Sira tahu itu, semua teman-temannya tahu. Malah bermain di kandang sendiri, di hadapan orang-orang kampung nan menginjak-tiba menganggap bola kaki seumpama fragmen berpokok untung-untungan gengsi mereka. Di tanah lapang buruk itu, skuat yang lebih dulu menempati papan berumput deras tentu tak menyia-nyiakan kesempatan mencetak angka sebanyak kelihatannya. Dan lazimnya memang hampir selalu keluar sebagai pemenang. Maka detik wasit melemparkan koin Rp100, ia pun berdoa dengan sungguh-bukan main agar Pudin tak pelecok memilih gambar gunungan wayang. Doa itu tersalurkan. Mereka bersorak kegirangan saat melihat sisi koin yang terbuka di jejak kaki tangan wasit, seakan-akan sebuah gol plonco saja tercipta. Wajar belaka jika suara cemooh dari suporter n antipoda sekali lagi terdengar begitu Aswadi berdiri di muka tiang pilihan. Suasana menegang karena para pemuda kampung mereka mengembari cemooh itu dengan berangasan. Kelihatan faktual rasa cemas di wajah orang-cucu adam yang menjadi petugas keamanan. Apalagi lapangan itu cuma dipagari tiga utas tali tambang. Tapi kedudukan tetap belaka berubah bintang sartan 2-3. Jeritan pendukung lawan bergemuruh keras. Engkau terhenyak. Panasnya pertandingan itu menciptakan menjadikan fisik mereka seperti meleleh, bukan sekali lagi mampu disejukkan maka dari itu gerimis yang berangkat menetes satu per lantas menggelembung. Hingga memasuki menit ke 74, suatu gol kembali menjebol gawang Aswadi. Kali ini dari titik penalti! Menciptakan menjadikan takhta jadi timbang 3-3. Kesenangan suporter lawan meledak. Menyusul saling ejek dan buang-lemparan yang enggak terhindarkan. Botol minuman, rajangan tiang, dan godaan mulai melayang. Lalu, bencana itu datang! Anda berdiri di sana, ia ingat, di pojok kiri gawangnya sendiri. Semua pemain turun membantu pertahanan. Bahkan Ferdi tak pernah juga menaiki menerobos sengkang lapangan sejak gol penalti antitesis tercipta. Ooh, bagaimana mungkin bisa ia lupakan serbuan yang datang begitu bertubi-tubi itu, membuat mereka nyaris kocar-kacir. Ya, seolah-olah baru kemarin peristiwa itu berlanjut. Jelas sekali n domestik ingatannya bola itu hinggap dari depan, menggelinding harfiah ke tengah gawang. Aswadi tersungkur di luar kotak penalti selepas berjumpalitan menghambat dua letusan senjata api berantai Salim. Aswin berusaha menyapu bola namun luput. Sahaja dirinya, suatu-satunya insan yang boleh menghentikan laju bola itu, menyelamatkan gawang mereka mulai sejak kebobolan. Tetapi entah sudah predestinasi, alias amung-ain kesialan. Ah, malapetaka itu seperti diputar ulang n domestik benaknya Kakinya terpeleset oleh licinnya mulut gawang. Ia kehilangan keseimbangan tepat di saat ujung sepatu kanannya menyentuh bola! Demikianlah. Berlawanan dengan kehendaknya menendang bola jauh-jauh ke asing alun-alun, si kulit bulat justru terpelanting persisten ke sudut kanan papan. Tanpa ampun serempak merobek net! Keributan pecah di luar lapangan. Sorak-sorai suporter lawan seketika teredam makanya teriakan-laung marah. Sebagian penonton bubar berhamburan. Polisi dan petugas keamanan sama sekali tak berdaya ketika dengan beringas para pemuda kampungnya merangsek ke arah suporter lawan. Sebagian menyerbu masuk ke dalam lapangan. Belum juga senggang ia beranjak kumat, ia merasa putaran birit kepalanya dihantam benda keras. Bagaimana siapa dia melupakan pertandingan itu? Kepalanya nan mendapatkan pukulan batang kayu harus mengakui panca setik dan diperban makin dari seminggu. Tak ikatan diketahui barangkali pemukulnya, terlebih malam harinya rumahnya senggang dilempari orang bukan dikenal. Itulah terakhir kalinya kamu bertindak bola. Karena dua minggu berselang, sahaja tiga waktu setelah kamu menyepakati ijazah miskram SMA-nya, ayahnya memanggilnya selepas magrib. “Paman Hanif menanyakanmu,” prolog ayahnya ketika itu, sambil menatapnya keruh. “Ada salam dari bibimu,” ibunya menambahkan. Perempuan itu memperhatikan perban di kepalanya dengan sedih. Sira ingat, bagaimana engkau saja bisa tertunduk di sisi meja ruang perdua. “Kau ingin syarah?” soal sang ayah kemudian. Engkau saja mengangguk kecil. Sejak itu, kakinya tak pernah lagi menjejak bola. Tak pernah sekalipun ia datang ke lapangan alias stadion. Ai, kalau bukan karena Riko merengek terus-menerus sehingga membuat istrinya sewot, takkan pernah dia menginjakkan kaki di stadion ini, pikirnya getir. Sungguhpun dia adv pernah, anak semata wayangnya sangatlah menaksir bola kaki. Suasana di depan stadion osean itu semakin tegang, semakin panas. Langit siang seakan turut mengepal. * Yogyakarta, 2022 *** Akan halnya Pengarang Thomas Sunlie Alexander lahir pada 7 Juni 1977 di Belinyu, Pulau Bangka. Ia menggambar cerpen, puisi, esai, suara sastra, ulasan seni rupa, dan gubahan sepakbola di berbagai ragam alat angkut nan terbit di Indonesia, serta sewaktu-waktu mengerjakan terjemahan. Pusat puisinya yang berjudul Sisik Ular Pangkat diterbitkan secara adv minim maka itu Halaman Indonesia 2014. Taktik cerpennya yang telah bermula ialah Lilin lebah Buta Yin Gama Ki alat, 2009 dan Madu Dewa Pendiangan Ladang Pustaka & Serokan Wreda, 2022. Sementara itu, novel karya Mo Yan, The Garlic Ballads Balada Dasun Ceria yang diterjemahkannya akan segera diterbitkan. Cerpen “Kenangan Plong Sebuah Pertandingan” ini sendiri merupakan cerpen yang kembali mengingatkan kita, bahwa di balik sisi indah sepakbola, terserah beberapa hal-peristiwa getir dan ingatan yang menyesakkan yang selalu menolak untuk dilupakan. Seperti halnya narasi Moacir Barbosa, sepakbola kadang bisa menjadi kutukan yang begitu jahat bakal beberapa pihak, menorehkan tinta hitam yang akan sulit buat dilupakan, justru oleh waktu sekalipun. Cerpen ini permulaan kali diterbitkan makanya surat kabar Media Indonesia sreg 5 Juli 2022. Sendang lukisan Cerita anak - Gara-gara Sepak Bola - Penulis Cilik Cerita Paling Mengharukan di Dunia Sepakbola Okezone Bola 3 Cerita Unik di Dunia Sepak Bola yang Selama Ini Tak Terungkap ke Publik - Dunia Apa Alasan yang Membuat Sepak Bola Jadi Olahraga Populer di Dunia? - Semua Halaman - Bobo TEMATIK KELAS 2 TEMA 3 SUBTEMA 2 PEMBELAJARAN 5 “BERMAIN SEPAK BOLA” - YouTube alur cerita"dari penjual es menjadi pemain bola"kelas x​ - Jejak Sepakbola dalam Media 5 Cerita di Sepakbola yang Bisa Diangkat Menjadi Film, Nomor 1 Paling Menyentuh Okezone Bola Cerita Sepakbola dari Negeri Dunia Keempat Jual Buku It’s Injury Time - 150 Inspirasi Hidup Dari Keseharian Kita Dan Sepak Bola oleh Angryanto Rachdyatmaka - Gramedia Digital Indonesia Cerita Seru Pemain Sepak Bola - MADING SDIT ARJ Mencintai Sepak Bola Indonesia Meski Kusut - Cerita Kaka Saat Menjadi Penyuplai Bola untuk Ronaldo cs Republika Online Cerita Anak Lucu Tentang Sepak Bola for Android - APK Download CERITA BOLA Jadi Saksi Kick-off Sepak Bola Indonesia Era Corona, Obat Kangen Nonton Timnas Indonesia - Indonesia Bagikan Cerita Unik Soal Tarkam dan Raih Hadiah Menarik Bola Kita - Egy Maulana Vikri cerita atmonsfer sepak bola Indonesia lebih ngeri - ANTARA News Cerita Perjuangan Kiper Persija Ini dari Pemain Futsal ke Sepak Bola Cerita Saya dengan Sepak Bola Indonesia Halaman 1 - Euro 2020 Cerita Dejan Kulusevski 2 Kali Bilang Sepak Bola Itu Kejam’ - Sport Sepenggal cerita dari Kejuaraan Sepak Bola Pelajar Asia 2019 - ANTARA News Seorang Mafia yang Menjadi Pelatih sepak bola alur cerita film India B1G1L 2019 - YouTube Cerita Suka Duka Menjadi Seorang Panpel Pertandingan Sepak Bola - INDOSPORT Esensi - Buku Cerita Anak / Seri Pengenalan Profesi Aku Ingin Menjadi pemain Sepak Bola Shopee Indonesia Cerita Joshua Kimmich soal Ronaldo, Messi, dan Xavi Cerita Sedih Wasit Sepak Bola Tak Ada Job Saat Pandemi Covid-19 - Cerita Leonard Tupamahu Bersyukur Jadi Bocil 90-an dan Perkenalannya dengan Sepak Bola - Indonesia Indonesia VS Thailand, dan cerita sepak bola gajah’ Buku Seri Olah Raga Anak Sepak Bola Toko Buku Online - Bukukita Cerita Anak Gawang di Balik Trik Sepak Pojok Liverpool Cerita Perjuangan Pemain Sepak Bola Melawan Virus Corona 2-Habis Cerita sepak bola - Home Facebook 5 Cerita Paling Menyenangkan di Dunia Sepak Bola - Bola Cerita Thierry Henry Soal Kemampuan Messi Republika Online Cerita Pemain Persebaya untuk Sembuh dari Virus Corona Cerita Arsenal Nyantri di Pesantren Sepak Bola Pati Cerita Puasa Pemain Bola Cara Mo Salah dan Mesut Ozil Sambut Ramadan - Sport Hiasi Laman FIFA, Evan Dimas Cerita Pengalaman di Spanyol dan Pengaruh Iniesta Halaman all - 5 Cerita di Balik Selebrasi Pemain Sepak Bola yang Mengesankan Cerita Lionel Messi, Peninggi Badan dan Museum San Diego Hall of Champions - Bola Witan Sulaeman, Winger Termuda Timnas Indonesia, Cerita Peran Ayah di Sepak Bola LINE TODAY Cerita Penyerang Timnas U-19 Kenal Sepak Bola dari Sang Ayah Bola17an Pengalaman Pertama dan Terakhir Menikmati Sepakbola di 17 Agustusan Pandit Football Indonesia VIDEO Cerita Cristian Gonzales Belajar Jadi Pelatih Sepak Bola - Indonesia Seri Cerita Pengetahuan Mengenal Sepak Bola, Bola Voli & Bola Basket Shopee Indonesia Ronaldinho dan Cerita-cerita Magisnya Cerita Nurhidayat, dari Hobi Main Bola Jadi Kapten Timnas U-19 Cerita Haaland Bikin Keki Lawan, Disebut Tak Berkelas Cerita Asnawi Mangkualam Tentang Sepak Bola dan Masa Kecil di Kampung - Cerita Bek Bali United Main dan Diajari Legenda Sepak Bola Bali Cerita di Balik Saling Ejek Bono dan Haaland Akhirnya Terungkap Cerita Eks Striker PSIM, Putuskan Berkarier dan Dapat Respek di Taiwan - INDOSPORT Kangen Nonton Bola? Tonton Cerita Pemain Legendaris dan Klub Sepak Bola Favorit di Netflix EKSKLUSIF Cerita Gavin tentang Sepak Bola Eropa dan Harapan di Timnas Cerita sepak bola - Home Facebook Saat Puasa Tetap Tanding Sepak Bola, Begini Ceritanya dari Tiga Klub Serie A Italia Review Buku Mencintai Sepakbola Indonesia Meski Kusut’ - SUARA SIKAP Suara Akar Mahasiswa Cerita Kiper Timnas Wanita Indonesia Tak Sangka Bakal Dipanggil Bela Negara - Ayo Bandung Cerita Pemain Leeds saat Merasa Mual di Laga Kontra the Reds Republika Online 7 Cerita Masa Kecil Ansu Fati di Sevilla Sebelum Direkrut Barcelona - Bola Cerpen Sepak Bola Cerita Welber, Bakat Muda Indonesia yang Cari Peruntungan di Brasil - INDOSPORT Buku Cerita Anak - Franklin - Bermain Sepak Bola - Paulette Bourgeois & Brenda Clark Shopee Indonesia Cerita Pemain Bali United Tak Makan Nasi Sebulan demi Sepatu Sepak Bola - 5 Cerita Aneh di Detik-Detik Penutupan Bursa Transfer, Nomor 1 Dibawa Nyasar Helikopter Okezone Bola Cerita Unik Pembaca Soal Tarkam Petaruh Jadi Kiper Dadakan Cerita Pemain Muda Nice Mencuri Jam Mewah Rekan Setim di Kamar Ganti - Dunia Cerita Pembangkangan Kepa Arrizabalaga di Final Piala Liga 2019 Cerita Sepak Bola – V for Veritas, M for Melle ada yabg bisa membuat cerita diatas menjadi puisi - Cerita Sepatu Bola Pertama dan Sosok Pahlawan Febri Hariyadi CERITA Pemain Muda Madura United Kepincut Jadi Pesepak Bola Profesional - Cerita Kaskuser Mengidolakan Cristiano Ronaldo, Zulfikar Giat Berlatih Sepak Bola KAPTEN - KASKUS Sportainment Cerita Kembalinya Sepak Bola Indonesia 😎 Liverpool Catat Rekor Memalukan 😂 PSS Pemain Baru Lagi - YouTube Cerita Bek Bali United Lawan Fajar Alfian di Arena Bulu Tangkis - Cerita tentang Klub-klub Bola Marjinal Ibu Kota Sejarah Sepak Bola Cerita Inspiratif Dibalik 5 Nama Pemain Sepakbola besar Liga Olahraga Kumpulan Cerita Pilihan Perempuan dan Sepakbola Pandit Football Indonesia 5 Cerita Ayah dan Anak Bermain Satu Lapangan - Bola Cerita Imran Nahumarury Ketika Persija dan Persib Berjumpa Republika Online Niall Horan Cerita Soal Hobi Sepak Bola Bagian 1 - CewekBanget Cerita Thoriq Alkatiri, Wasit Sepak Bola Lisensi FIFA yang Terlibat di PON XX Papua 2021 - Cerita Fahmi, bocah Waduk Pluit yang bertekad ingin jadi CR7 Cerita Jadon Sancho yang Nyaris Gagal Jadi Pemain Sepakbola Liga Olahraga Cerita Pemain yang Pernah Atau Bisa Membela Dua Negara Cerita Unik Desa Tulehu, Kampung Kecil yang Menghasilkan Pemain-Pemain Sepak Bola Berkualitas Bagikan Cerita Unik Soal Tarkam dan Raih Hadiah Menarik News - Cerita Bola CERITA BOLA Seni Bersilat Lidah, Racun Sekaligus Obat Ketawa Mujarab di Masa Pandemi Bernama Fantasy Premier League LINE TODAY Cerita tentang Desa yang Tidak Memiliki Lapangan Sepak Bola – Terminal Mojok Siap Grak! Liga Inggris Cerita Aaron Wan-Bissaka Hampir Tinggalkan Sepak Bola Jual Buku cerita Franklin Bermain sepak bola, terbitan PT Kanisius - Kota Bekasi - panjitower55 Tokopedia Kasus Daniel Sturridge dan Cerita Judi Sepak Bola di Liga Inggris - Sport Cerita Rizky Ridho Tampil Rapi Saat Main Sepakbola Layaknya Anak Sekolahan Beragam Cerita Unik di Sepak Bola Indonesia Tarkam Ratusan Juta hingga Ditangkap Polisi Saat Bertanding Sepenggal Cerita Kompetisi Perserikatan Tahun 1931 Bagian Ketiga - Apakah Sepak Bola Tinggal Cerita bagi Eriksen? Cerita Sepakbola Indonesia di Ajang Asian Games - Bek Manchester City, Kyle Walker, buka suara soal pengalaman pahit The Citizens yang harus kalah di final Liga Champions dari Chelsea dua tahun lalu. Kyle masih mengingat jelas perasaan tersebut dan mengaku sangat sulit untuk menerima kekalahan itu. Chelsea mampu mengalahkan pasukan Pep Guardiola pada laga all-English di final Liga Champions 2020/2021 ketika masih berada di bawah asuhan Thomas Tuchel. Gol tunggal dari Kai Havertz memupus harapan City untuk bisa meraih Si Kuping Besar untuk pertama kali. Kendati demikian, Kyle Walker berharap Manchester City telah belajar dari kekalahan menyakitkan itu. The Citizens kembali memiliki kesempatan untuk bisa meraih trofi Liga Champions musim ini. Mereka akan menantang Inter Milan di Istanbul akhir pekan nanti. Jika Manchester City berhasil mengalahkan Inter, mereka akan menjadi tim Inggris kedua dalam sejarah yang mengikuti jejak Manchester United pada tahun 1999 karena berhasil merengkuh gelar Premier League, FA Cup, dan Liga Champions hanya dalam satu musim.

cerpen pengalaman bermain sepak bola